MANAJEMEN KOMPETENSI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tulisan ini mencoba menggunakan kerangka
pikir bagi manajemen sumber daya manusia pada berbagai bentuk organisasi yang
akan kita hadapi di masa yang akan datang. Arti penting manajemen sumber daya
manusia pada dekade yang akan datang mendorong kita untuk mencari solusi yang
telah terbukti efektivitasnya ketimbang bereksperimen dengan ide-ide baru yang
belum jelas dan teruji.
Pemikiran bahwa kompetensi menjadi
wahana untuk komunikasi tentang nilai (values) dalam organisasi mendorong
kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa pendekatan ini bermanfaat untuk
manajemen sumber daya manusia khususnya untuk merealisasikan budaya organisasi
yang menghargai inisiatif, dan berani mengambil risiko
Setiap
organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila tercapai,
barulah dapat disebut sebagai sebuah keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan,
diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi kepemimpinan, kompetensi
pekerja, dan budaya organisasi yang mampu memperkuat dan memaksimumkan
kompetensi.
Dengan demikian, kompetensi menjadi sangat
berguna untuk membantu organisasi menciptakan budaya kinerja tinggi. Kompetensi
sangat diperlukan dalam setiap proses SDM, seleksi karyawan, manajemen kinerja,
perencanaan, dan sebagainya. Semakin banyak kompetensi dipertimbangkan dalam
proses SDM, akan semakin meningkatkan budaya organisasi. Demikian pula
diperlukan untuk mengkomunikasikan nilai dan standar organisasi, menganalisis
dan memperbaiki budaya organisasi, menyeleksi, dan merekrut tenaga kerja,
menilai dan mengembangkan tenaga kerja, mengembangkan pemimpin, mengelola
proses perencanaan, membangun dasar untuk strategi pelatihan, dan membentuk
proses pelatihan. Untuk lebih jelasnya mengenai kompetensi maka akan dibahas
dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Menjelaskan
apa itu kompetensi?
2. Menjelaskan
tentang model kompetensi, tipe kompetensi, kategori
kompetensi, tingkat kompetensi dan strata kompetensi?
3. Menjelaskan
manajemen SDM berbasis kompetensi?
4. Menjelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi
kompetensi?
5. Bagaimana mengatasi hambatan kompetensi?
C. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk dapat memahami tentang:
1. Pengertian kompetensi.
2. Model kompetensi, tipe kompetensi, kategori
kompetensi, tingkat kompetensi dan strata kompetensi.
3. Manajemen SDM berbasis kompetensi.
4. Faktor yang mempengaruhi kompetensi
5. Mengatasi hambatan kompetensi
PEMBAHASAN
“KOMPETENSI”
A.
Pengertian
Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut
Organisasi Industri Psikologis Amerika gerakan tentang kompetensi telah dimulai
pada tahun 1960 dan awal tahun 1970. Kompetensi
adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau
tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan
keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu
bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang
tersebut.
Kompetensi
sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di
tempat kerja, termasuk diantaranya adalah kemampuan seseorang untuk mentransfer
dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang
baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati.
Kompetensi
juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau
dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas
dan tanggungjawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas
profesional dalam pekerjaan mereka.
Kompetensi
menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan
dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik,
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individual yang memungkinkan
menjalankan tugas dan tanggungjawab secara efektif sehingga mencapai standar
kualitas profesional dalam bekerja, dan mencakup semua aspek catatan manajemen
kinerja, keterampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, dan
pengembangan.
Kompetensi
merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja atau perilaku di tempat
kerja. Oleh karena itu, kompetensi merupakan karakteristik yang mendasar pada
setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang direferensikan terhadap
kinerja yang unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi.
Spencer
dan Spencer (1993:9) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar
karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir,
menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup lama.
Terdapat
lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu:
1. Motif
adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan.
2. Sifat
adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan
informasi.
3. Konsep
diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri
merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam setiap situasi
adalah bagian dari konsep diri orang.
4. Pengetahuan
adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
5. Keterampilan
adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
Kompetensi merupakan dimensi
perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Sering dinamakan kompetensi
perilaku karena dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana orang berperilaku
ketika mereka menjalankan perannya dengan baik (Armstrong dan Baron, 1998:298).
Dengan berbagai pandangan tersebut
di atas dapat dirumuskan kesimpulan bahwa kompetensi
merupakan kemampuan menjalankan tugas atau pekerjaan dengan dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan didukung oleh sikap yang menjadi karakteristik
individu.
B.
Model
Kompetensi
Model
kompetensi menjelaskan perilaku-perilaku yang terpenting yang diperlukan untuk
kinerja unggul dalam posisi, peran atau fungsi yang spesifik, yang bisa terdiri
dari beberapa atau berbagai kompetensi.
Model
kompetensi dibedakan menurut kepentingannya, menjadi model kompetensi untuk leadership, coordinator, experts dan support. Model kompetensi untuk kepemimpinan dan koordinator pada
dasarnya sama meliputi: komitmen pada pembelajaran berkelanjutan, orientasi
pada pelayanan masyarakat, berpikir konseptual, pengambilan keputusan,
mengembangkan orang lain, standar profesionalisme tinggi, dampak dan pengaruh,
inovasi, kepemimpinan, kepedulian organisasi, orientasi pada kinerja, orientasi
pada pelayanan, strategi bisnis, kerja sama tim, dan keberagaman.
Model
kompetensi untuk experts dan supports
pada dasarnya juga sama dan meliputi komitmen atas pembelajaran berkelanjutan,
orientasi pada pelayanan masyarakat, berpikir kreatif dan inovatif,
fleksibilitas, standar profesionalisme tinggi, perencanaan, pengorganisasian
dan koordinasi, pemecahan masalah, orientasi pada kinerja, orientasi pada
pelayanan, kerja sama tim,
dan keberagaman.
Sementara
itu, Michael Zwell (2000:218) membedakan kompetensi menurut posisinya
dapat berupa kepemimpinan kependidikan, manajemen sekolah, kepedulian, dan
pelibatan masyarakat, manajemen perubahan, perencanaan dan pengorganisasian,
komunikasi, mempengaruhi dan
memotivasi, sensitivitas antarpribadi dan orientasi pada hasil.
Kompetensi
menurut tingkat dan fungsi kerja yang
membedakan antara superior dan yang bukan superior meliputi
kompetensi yang berkenaan dengan mempengaruhi, mengembangkan orang lain, kerja
sama, mengelola kinerja, orientasi pada hasil, perbaikan berkelanjutan, berkembangnya
inisiatif, membangun fokus, dan kepedulian pada kualitas.
Sementara
itu, kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antar mitra dan superior, meliputi kompetensi
yang berkenaan dengan orientasi pada kewirausahaan, berpikir konseptual,
inovasi, berpikir analistis, kualitas keputusan, orientasi pada pelayanan dan
komunikasi.
C.
Tipe
Kompetensi
Ada
beberapa tipe kompetensi antara lain:
1. Planning competency
2. Influence competency
3. Communication
competency
4. Interpersonal
competency
5. Thinking competency
6. Organizational
competency
7. Human resources
management competency
8. Leadership competency
9. Client service
competency
10. Business competency
11. Self management
competency
12. Technical/operational
competency
D.
Kategori
Kompetensi
Michael
Zwell (2000:5) memberikan lima kategori kompetensi yaitu:
1. Task achievement
merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik.
2. Relationship
merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja
baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya.
3. Personal attribute
merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang
berpikir, merasa, belajar, dan berkembang.
4. Managerial
merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan,
pengawasan dan mengembangkan orang.
5. Leadership
merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang
untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi.
Sementara
itu, Spencer dan Spencer (1993:19) menyusun sebagai cluster atau kelompok kompetensi
dalam enam cluster sebagai berikut:
1. Achievement dan action
2. Helping human service
3. Impact dan influence
4. Managerial
5. Cognitif
6. Personal effectiveness
E.
Tingkat
Kompetensi
Adanya
tingkat kompetensi dikemukakan oleh Spencer dan Spencer (1993:11) seperti
gunung es di mana ada yang
tampak di permukaan, tetapi ada pula yang tidak terlihat di permukaan.
Tingkatan
kompetensi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Behavioral tools:
Knowledge (pengetahuan), dan Skill (keterampilan).
2. Image attribute:
Social role (kelompok sosial atau
organisasi), dan Self image (konsep
diri).
3. Personal characteristic:
Traits (watak), dan Motive (motif).
F.
Strata
Kompetensi
Kompetensi
dapat dibagi menjadi:
1. Core competencies:
kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi organisasi.
2. Managerial competencies:
kompetensi yang mencerminkan aktivitas manajerial.
3. Functional competencies:
kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu yang diperlukan.
G.
Manajemen
Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi
1. Bagi
eksekutif
Kompetensi
yang diperlukan bagi eksekutif adalah:
a) Strategic thinking
merupakan kemampuan eksekutif untuk memahami kecenderungan perubahan lingkungan
yang cepat, melihat peluang pasar, mendeteksi ancaman kompetitif dan kekuatan,
kelemahan organisasi mereka, untuk mengidentifikasi respon strategi optimumnya.
b) Change leadership
merupakan kompetensi untuk mengkomunikasikan visi dan strategi perusahaan dapat
ditransformasikan kepada pegawai.
c) Relationship
management merupakan kemampuan untuk
meningkatkan hubungan dan jaringan dengan stakeholders di dalam maupun di luar
organisasi.
2. Bagi
manajer
Kompetensi
yang diperlukan bagi manajer adalah:
a) Flexibility
merupakan kemampuan utnuk mengubah struktur dan proses manajerial apabila diperlukan untuk
menjalankan strategi perubahan organisasi.
b) Change implementation
merupakan kemampuan kepemimpinan
perubahan untuk mengomunikasikan kebutuhan organisasi akan perubahan kepada
bawahan, dan keterampilan
manajemen perubahan.
c) Enterpreneurial
innovation merupakan motivasi untuk memelopori dan
mengungguli dengan memunculkan produk baru mendahului pesaingnya dan dalam
memberikan pelayanan dan proses produksi yang semakin efisien.
d) Interpersonal
understanding merupakan kemampuan untuk memahami dan
menilai masukan dari orang lain yang berbeda.
e) Empowering
atau pemberdayaan.
f) Team facilitation
merupakan kemampuan untuk menyatukan orang untuk bekerja sama secara efektif
dalam mencapai tujuan bersama.
g) Portability
merupakan kemampuan untuk beradaptasi dan berfungsi secara efektif dengan
lingkungan luar
negeri sehingga manajer harus “portable”
terhadap posisi-posisi yang ada di negara manapun.
3. Bagi
pekerja/karyawan
Kompetensi yang
diperlukan bagi pekerja adalah:
a) Flexibility
(fleksibilitas).
b) Information-seeking
motivation and ability to learn (motivasi mencari
informasi dan kemampuan belajar).
c) Achievement motivation
(motivasi berprestasi).
d) Collaborativeness (kesediaan
bekerja sama).
e) Customer service
orientation (orientasi pada pelayanan pelanggan).
H.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Kompetensi
1. Keyakinan
dan Nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun
terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya
bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir
tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.
Untuk itu, setiap orang harus berpikir
positif baik terhadap dirinya maupun orang lain dan menunjukkan ciri orang yang
berpikir ke depan.
2. Keterampilan
Keterampilan memainkan peran di
kebanyakan kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan
keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktekkan dan diperbaiki. Keterampilan
menulis juga dapat diperbaiki dengan intruksi, praktik dan umpan balik
Dengan memperbaiki keterampilan berbicara di depan umum dan menulis, individu
akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi tentang perhatian terhadap
komunikasi. Pengembangan keterampilan
yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik pada
budaya organisasi dan kompetensi individual.
3. Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi
memerlukan pengalaman mengorganisasi orang, komunikasi di hadapan kelompok,
menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang pekerjaannya memerlukan
sedikit pemikiran strategi kurang mengembangkan kompetensi daripada mereka yang
telah menggunakan pemikiran strategi bertahun-tahun. Pengalaman merupakan elemen
kompetensi yang perlu, tetapi untuk menjadi ahli tidak cukup dengan pengalaman.
4. Karakteristik
Kepribadian
Kepribadian sangat mempengaruhi keahlian
manajer dan pekerja dalam sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian
konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dengan tim,
memberikan pengaruh dan membangun hubungan. Orang yang cepat marah mungkin
sulit untuk menjadi kuat dalam penyelesaian konflik daripada mereka yang mudah
mengelola respons emosionalnya.
5. Motivasi
Merupakan faktor dalam kompetensi yang
dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan
bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat
mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seseorang bawahan.
Peningkatan kompetensi akan
meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada organisasi pun meningkat.
6. Isu
Emosional
Hambatan emosional dapat membatasi
penguasaan kompetensi.
Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi
bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7. Kemampuan
Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran
kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin
memperbaiki melalui setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah
tentu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi
inti.
8. Budaya
Organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi
kompetensi SDM dalam kegiatan sebagai berikut:
§ Praktik
rekrutmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa di antara pekerja yang
dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya tentang kompetensi.
§ Sistem
penghargaan mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana organisasi menghargai
kompetensi.
§ Praktik
pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain,
inisiatif, dan memotivasi orang lain.
§ Kebiasaan
dan prosedur memberi informasi kepada pekerja tentang berapa banyak kompetensi
yang diharapkan.
I.
Mengatasi
Hambatan Kompetensi
Michael
Zwell (2000:309) menyebutkan adanya faktor-faktor yang dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kompetensi
yaitu:
1. Admitting Incompetence
(Mengalami Kekurangan Kompetensi)
Seringkali terjadi orang menutupi
kekurangannya agar tidak diketahui orang lain. Budaya yang berusaha untuk
selalu tampil baik mengandung bahaya tidak menyadari kekurangan kecakapan dalam
kompetensi. Untuk itu ada baiknya orang mengakui dengan terus terang akan
kekurangan dalam kompetensinya sehingga dapat dilakukan usaha untuk
memperbaikinya.
2. Raising Expectations
(Meningkatkan Harapan)
Pekerjaan manajer dan coach termasuk membantu orang memperluas
visi atas pekerjaan mereka sehingga mereka dapat
memanfaatkan bakat, kemampuan, dan potensinya. Tugas utama seorang coach adalah menciptakan dan memelihara
visi yang lebih tinggi bagi pekerja, dengan menjaga dalam pikirannya apa yang
mungkin bagi mereka apabila memanfaatkan semuanya kemampuan dan bakatnya.
Coach
perlu terus-menerus meningkatkan pekerja atas visinya, mendorong mereka untuk
bekerja keras mencapai visi, membantu mereka mencatat kesenjangan antara visi
dengan perilaku saat ini, dan membantu mereka mengembangkan tujuan dan langkah
tindak untuk mengatasi kesenjangan.
3. Identifying Barriers
(Mengidentifikasi Hambatan)
Apabila terdapat hambatan terhadap
kinerja dan pencapaian prestasi, penting sekali untuk mengidentifikasi sifat
dari hambatan tersebut sehingga dapat diatasi secara efektif. Kebanyakan
hambatan dapat dikategorikan dalam pengetahuan, keterampilan, proses, dan
emosional.
4. Including Support
Mechanism (Memasukkan Mekanisme Dukungan)
Pada kebanyakan budaya organisasi,
penguatan perilaku secara sadar dipergunakan dalam konteks: program disiplin
berkaitan dengan masalah pekerja, dan rencana kompensasi dan promosi untuk
memberi penghargaan kontributor besar. Dengan secara sadar menggunakan
penguatan perilaku dengan lebih kreatif dan meluas, organisasi dapat membantu
pekerja memperbaiki kinerja dan kompetensi.
Mekanisme dukungan yang dapat dipergunakan organisasi dan pekerja adalah
mencatat kemajuan tujuan dan pelaksanaan langkah tindak, mengkomunikasikan
kemajuan kepada orang lainnya dan menggunakan penghargaan.
PENUTUP
Kesimpulan:
Spencer
dan Spencer (1993:9) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar
karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir,
menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup lama.
Terdapat
lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu:
1.
Motif adalah sesuatu
yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan
tindakan.
2.
Sifat adalah
karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan informasi.
3.
Konsep diri adalah
sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan
orang bahwa mereka dapat efektif dalam setiap situasi adalah bagian dari konsep
diri orang.
4.
Pengetahuan adalah
informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
5.
Keterampilan adalah
kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
Jadi Kompetensi merupakan
kemampuan menjalankan tugas atau pekerjaan dengan dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan didukung oleh sikap yang menjadi karakteristik individu.
Ada beberapa
kompetensi yang harus dimiliki oleh:
Bagi eksekutif:
Kompetensi
yang diperlukan bagi eksekutif adalah: Strategic
thinking, Change leadership, Relationship
management.
Bagi manajer:
Kompetensi
yang diperlukan bagi manajer adalah:
Flexibility,
Change implementation, Enterpreneurial
innovation, Interpersonal
understanding, Empowering,
Team
facilitation, Portabiliy.
Bagi pekerja/karyawan:
Kompetensi
yang diperlukan bagi pekerja adalah:
Flexibility
(fleksibilitas)., Information-seeking
motivation and ability to learn (motivasi mencari
informasi dan kemampuan belajar),
Achievement
motivation (motivasi berprestasi), Collaborativeness
(kesediaan bekerja sama), dan Customer
service orientation (orientasi pada pelayanan
pelanggan).
DAFTAR PUSTAKA
Dharma,
Suryana. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Amara
Books.
Wibowo. 2010. Manajemen
kinerja. Rajawali Pers. Jakarta.